EMI SUDARWATI, PEGIAT LITERASI BOJONEGORO
Oleh
Dra. I. MUFIDAH, M.Pd
Senin, 8 Juni
2020 pukul 19.00WIB, Grup Belajar Menulis Gelombang 12 kembali menghadirkan narasumber
yang menginspirasi peserta pelatihan untuk giat menulis. Beliau adalah Ibu Emi
Sudarwati, Guru Bahasa Jawa SMPN 1
Baureno Bojonegoro, Jawa Timur.. Kegiatan ini dimoderatori Ibu Fatimah dari
Aceh. Begitu kalimat pembuka yang
disampaikan Om Jay, yang selanjutnya diserahkan pada moderator untuk memimpin
jalannya webinar.
Bu Fatimah memperkenalkan pemateri hari
ini. Bu Emi, sapaan akrab beliau, adalah alumni IKIP Negeri Surabaya tahun 1993 Jurusan Bahasa
Daerah. Sejak tahun 2005, selain
mengajar beliau juga bertugas sebagai penanggung jawab Budaya Lingkungan dan Pembiasaan
Sekolah dan sebagai pembina majalah siswa Bhakti.
Beliau adalah penggagas perpustakaan mini di kelas IX F, dan mengupayakan
pengembangan Teater Bhakti.
Pada tahun 2013, Bu Emi bergabung dengan kelompok Pamarsudi
Sastra Jawi Bojonegoro. Beliau berkenalan dengan penulis-penulis senior, seperti JFX. Hoery
(Padangan-Bojonegoro), Sunaryata
Soemardjo (Ngimbang-Lamongan), Nono Warnono (Gajah Indah-Bojonegoro), Gampang
Prawoto (Sumberrejo-Bojonegoro), Sri Setyo Rahayu (Surabaya), almarhum Anas AG
(Pemred Radar Bojonegoro-waktu itu), dan
masih banyak lagi yang lainnya. Dari orang-orang hebat itulah, beliau mendapatkan
motivasi untuk menerbitkan hasil tugas-tugas siswa pada penerbit yang ber-ISBN
(Internsional Standart Book Nomber).
Selain itu Bu Emi juga aktif menulis novel.
Pada awal tahun 2014, beliau menerbitkan Kumpulan Cerkak karya Emi Sudarwati
dan Siswa SMPN 1 Baureno dengan judul buku LUNG.
Pada penghujung tahun 2014, beliau kembali bekerja sama dengan PSJB dan kembali
menerbitkan buku karya Emi Sudarwati dan Siswa SMPN 1 Baureno. Karya Bu Emi mendapat sambutan baik kepala
sekolah dan kepala dinas pendidikan, bahkan bupati Bojonegoro saat itu. Kegiatan
itu diliput oleh wartawan radar Bojonegoro, sehingga banyak masyarakat yang
ingin tahu dan membeli buku karya siswa tersebut di toko buku Nusantara Bojonegoro.
Pada tahun 2015, Bu Emi ditugaskan untuk
mengikuti lomba inobel tingkat nasional.
Awalnya ada rasa tidak percaya diri.
Namun karena dukungan kepala sekolah akhirnya beliau mengirimkan karya
inovasinya, meskipun dengan setengah hati. Ternyata beliau mendapat panggilan
sebagai finalis inobelnas, bersama 102 guru dari seluruh Indonesia. Bu Emi
diundang ke Jakarta untuk mempresentasikan hasil karyanya. Ternyata bukan hanya presentasi, tetapi ada
ujian tulis juga. Meskipun saat itu
beliau belum mendapat juara, namun Bu Emi bangga karena bisa belajar bersama
guru-guru hebat dari seluruh tanah air.
Pada tahun 2016, Bu Emi meraih juara III
Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Bojonegoro. Pada tahun yang sama, juga dinobatkan
sebagai juara I lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional, kategori SORAK (Seni,
Olah raga, Agama dan Muatan lokal, dan Bimbingan Konseling). Beliau mendapatkan hadiah berkunjung ke
negeri Kincir Angin Belanda dan mengunjungi sekolah-sekolah terbaik di sana untuk
mempelajari sistem pendidikan yang diterapkan.
Tahun 2017 beliau menerbitkan novel yang
berjudul Kinanthi, tahun 2018
menerbitkan novel Rona Hidup, Petualangan
Siswa Indigo (2019), Novel Sujud
Sangisore Talang Mas, dan Kumpulan Esai Menulis dan Menerbitkan Buku untuk
Keliling Nusantara dan Dunia (2019). Beliau juga bergabung dengan Persatuan
Masyarakan Budaya Nasional Indonesia (PERMADANI). Pada Tanggal 28 Oktober 2015, Bu Emi mendapat
penghargaan dari Balai Bahasa Jawa Timur sebagai Guru Bahasa Jawa Kreatif. Pada tahun yang sama, juga mendapat penghargaan
sebagai finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional.
Beberapa bulan berikutnya, Bu Emi
diundang untuk mengikuti workshop Literasi di Kota Batam. Tidak ingin melewatka kesempatan, beberapa
peserta menyempatkan mampir ke negara tetangga, yaitu Singapura. Sehari di kota lion, melahirkan sebuah buku
berjudul Dag Dig Dug Singapura.
Tahun 2018 ratusan buku dari grup
Patungan Buku Guru Inspiratif diterbitkan.
Karena banyak menerbitkan SBGI dan SBSI, maka nama grup dirubah. Yaitu menjadi Penerbit Buku Inspiratif
(PBI). Beberapa undangan dari
daerah-daerah lain mulai berdatangan, di antaranya dari Kota Bogor, Sampang, Tuban, Blitar, Lamongan, Yogyakarta
dan lain-lain.
Keren tampilan blognya bu 👍
BalasHapus