KEKASIH TERHEBAT

https://www.youtube.com/watch?v=CuCzxDukoU4

Selasa, 26 Mei 2020

Image result for gambar asal mula kota surabayaSEJARAH KOTA SURABAYA
Oleh 
Dr Purwadi SS M.Hum
 (Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara - LOKANTARA)

A. Kota Surabaya dibangun Prabu Airlangga pada Jaman Kerajaan Kahuripan

Kerajaan Kahuripan beribukota di Surabaya. Sebelumnya kerajaan Kahuripan bernama Medan Wetan yang beribukota di Mojokerto. Dulu rajanya Prabu Darmawangsa Teguh dan Empu Sindok.

Kota Surabaya dibangun oleh Kanjeng Sinuwun Prabu Airlangga. Kepemimpinan Airlangga merupakan perpaduan antara budaya Bali, Jawa dan Kalimantan Timur. Asal usulnya dari beragam etnis, membuat dirinya toleran atas keberagaman.
Ayahnya adalah Prabu Udayana, maharaja bijaksana dari Bali. Ibunya dari Kutai, keturunan raja Mulawarman. Namanya Ratnawarman. Dia putri bangsawan yang trampil berbisnis. Usahanya meliputi kayu besi, kain tenun songket, perhiasan emas, pelayaran dan perkapalan. Ketika menjadi the first Lady di Istana Bali, tentu masyarakat bertambah makmur. Pemuda dilatih, dididik dan bekerja sesuai dengan ketrampilan.

Dalam suasana kejayaan itulah Airlangga mengalami pendidikan kebangsawanan. Prabu Udayana besanan dengan Prabu Darmawangsa Teguh. Raja Medang Martabumi ini punya gadis jelita. Bernama Prabasasi. Pernikahan Airlangga dengan Prabasasi berlangsung pada tanggal 21 April 1006.

Pesta pernikahan agung dilaksanakan besar besaran. Tiap hari berkumandang gendhing mat matan. Para penyanyi diundang bergiliran. Malam harinya dipentaskan wayang kulit semalam suntuk. Lakon diambil dari cerita adiparwa. Dipilih cerita yang mengandung nilai filosofis tinggi. Terutama yang berkaitan dengan teladan membangun rumah tangga.

Upacara pernikahan di Kraton Medang Martabumi dilanjutkan dengan tradisi sepasaran. Sebulan kemudian Prabu Udayana merayakan ngundhuh mantu. Hadir dalam pesta selapanan ini raja Samudra Pasai, Raja Baru, raja Bugis, Raja banjar, raja Melayu, raja Maluku, raja Makassar, raja Nusa Tenggara. Duduk pada deretan tamu kehormatan yaitu Fatimah Binti Maimun dan Maulana Malik Ibrahim tokoh muslim dari kewalian Gresik.

Turut mengundang keluarga besar kerajaan Kutai. Permaisuri Ratu Ratnawarman mengumumkan tidak menerima sumbangan dari mana pun. Maklum Ratu Ratnawarman seorang pengusaha kaya raya. Soal pesta pasti sudah tersedia yang berlimpah ruah. Acara ngundhuh mantu baginya menjadi kesempatan untuk menjamu warga Bali. Sang permaisuri raja Udayana terkenal pemurah dan ramah tamah.

B. Semangat Kepahlawanan kota Surabaya dari masa ke masa

Prabu Darmawangsa Teguh beserta Ratu Sudisna sungguh sangat berbahagia. Putri satu satunya telah berumah tangga. Berarti telah mentas. Sebagai orang tua hidupnya sudah merasa tutug. Masa depan kerajaan Medang Martabumi dibicarakan bersama nayaka dan sentana. Sidang penting ini dipimpin oleh perdana Menteri Narotama. Hasilnya musyawarah ini cukup mengejutkan. Pada tahun 1110 Prabu Darmawangsa Teguh memutuskan untuk lengser keprabon madeg pendeta.

Pembicaraan suksesi kerajaan Medang pada Martabumi cukup alot, panas, melelahkan. Fraksi fraksi kerajaan mengalami polarisasi. Ada dua kubu yang sangat dominan. Kubu Ginantar bersaing dengan kubu prameswari Sudisna. Dalam voting prrmusyawaratan, kubu prameswari Sudisna unggul. Kubu Ginantar tersingkir dan tidak puas. Sedangkan Prabu Darmawangsa Teguh sendiri tak mau bicara politik. Sang Prabu menjadi pertapa di Ngetos lereng gunung Wilis. Di Pertapan Ngetos ini Begawan Darmawangsa Teguh mengajarkan kama arta darma muksa.

Kekuasaan Kerajaan Medang Martabumi untuk sementara dipegang Patih Narotama. Akan tetapi, Rakyan Ginantar merasa berhak atas tahta. Sebetulnya Rakyan Ginantar adalah adik tiri Prabu Darmawangsa Teguh lain ibu. Lahir dari garwa selir. Pelan pelan dia menyusun kekuatan. Konsolidasi politik berpusat di Kadipaten Wora Wari. Ketika para pembesar Kerajaan berkunjung ke daerah Blambangan, tiba tiba ada insiden yang mengejutkan Rakyan Ginantar berusaha merebut kekuasaan. Modusnya dengan nabok nyilih tangan. Preman bayaran disuap untuk membuat kerusuhan.
Pembesar Kerajaan Medang Martabumi segera bertindak cepat.

Patih Narotama menunjuk Airlangga sebagai panglima keamanan. Markasnya di Sumoroto Ponorogo. Pendidikan militer sewaktu hidup di Bali kali ini diuji di lapangan. Segera Airlangga kontak dengan para bupati pesisir dan Bang Wetan. Dalam tempo sepasar keamanan pulih kembali. Jasa besar Airlangga ini menjadi inspirasi warga kerajaan Medang Martabumi untuk mendaulat Airlangga sebagai raja. Mbata rubuh surake wadya gumuruh. Semua sepakat.

Punggawa dan rakyat bertekad bulat. Airlangga harus menjadi pemimpin kerajaan.
Atas restu dan saran Ibu Ageng prameswari Ratu Sudisna nama Medang Martabumi diganti menjadi kerajaan Kahuripan. Penobatan Prabu Airlangga dihadiri oleh Paguyuban raja nusantara. Tamu undangan dari Tiongkok, Hindustan, Srilangka pun datang. Bahkan utusan Kasultanan Mamluk dari Kairo Mesir mendapat kursi kehormatan. Namanya Syekh Magribi Jumadil Kubro. Beliau akhirnya menikah, Dewi Patmirah putri Adipati gegelang. Hubungan kerajaan Kahuripan dengan Kasultanan Mamluk Mesir semakin akrab.

Atas restu dan saran Ibu Ageng prameswari Ratu Sudisna nama Medang Martabumi diganti menjadi kerajaan Kahuripan. Penobatan Prabu Airlangga pada tanggal 31 Mei 1110 dihadiri oleh Paguyuban raja nusantara. Tamu undangan dari Tiongkok, Hindustan, Srilangka pun datang. Bahkan utusan Kasultanan Mamluk dari Kairo Mesir mendapat kursi kehormatan. Namanya Syekh Magribi Jumadil Kubro. Beliau akhirnya menikah, Dewi Patmirah putri Adipati gegelang. Hubungan kerajaan Kahuripan dengan Kasultanan Mamluk Mesir semakin akrab.

C. Surabaya sebagai Kota Metropolitan dalam Lintasan Sejarah Kerajaan

Surabaya benar benar dirancang sebagai kota metropolitan sejak jaman Prabu Airlangga berkuasa. Kerajaan Kahuripan menempatkan Surabaya sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi. Airlangga boleh dikata orang sangat beruntung. Dia mendapatkan warisan dua tahta. Dari kerajaan Bali dan Kahuripan. Faktor geneologi memang sah adanya. Aspek kecakapan, kemampuan, kejujuran, ketampanan, kepribadian lebih dari cukup. Didukung pula harta benda dari ibunya. Kelayakan untuk menjadi raja ditunjukkan dengan prestasi gemilang.
Bidang pertanian mendapat perhatian prima dari raja Airlangga. Daerah selatan gunung Renteng sangat subur.

Logistik pangan harus tersedia sewaktu waktu. Pertanian jadi fokus perhatian. Sawah membentang dari gunung Lawu ke timur. Utara gunung Wilis dan kelut cocok untuk lumbung padi. Wilayah sekitar gunung Arjuno, Semeru dan Bromo baik sekali untuk budidaya peternakan dan perkebunan. Kopi, teh, ceh tumbuh bagus. Buah pisang, pepaya, mangga, apel, surikaya, jambu, manggis, salak mendatangkan kemakmuran. Raja Airlangga bekerja keras. Negerinya tak boleh impor beras.Kerajaan Kahuripan dengan pusat menejemen di Surabaya berhasil swasembada pangan. Pada tanggal 17 januari 1112 Prabu Airlangga membangun lumbung desa di daerah Wonokromo.

Kawasan sekitar gunung kendheng diolah sebagai sumber komoditas. Hutan jati, semen, minyak diusahakan dengan teliti. Tidak boleh usaha yang berdampak pada kerusakan lingkungan. Perusahaan yang bergerak dalam bidang kehutanan dan pertambangan dibina. Keuntungan harus bisa nikmati oleh sekalian warga negara. Menejemen perekonomian ini berkat didikan ibunda Ratu Ratnawarman. Kelestarian lingkungan gunung kendheng pun terjaga dengan baik. Kaum terpelajar juga dilibatkan dalam pengelolaan alam.

Pantai utara pulau Jawa dikelola raja Airlangga dengan prinsip menejemen maritim. Pesisir utara yang meliputi daerah Gresik, Lamongan, Tuban, Lamongan dan Semarang jelas cocok untuk kehidupan nelayan. Oleh karena itu kerajaan Kahuripan membangun pelabuhan. Pelayaran pun jadi lancar. Perahu perahu mengangkut kerajinan ukir ukiran Jepara. Pabrik trasi dibangun di Lasem Rembang. Hasil nelayan meningkat. Perdagangan mendatangkan keuntungan. Devisa negara pun surplus. Kehidupan rakyat Kahuripan jelas subur makmur.

Pusat pemerintahan berada di kota Surabaya. Kerajaan Kahuripan menata birokrasi yang efektif efisien. Sistem pemerintahan diisi oleh orang yang punya kapabilitas dan integritas. Pelayaran umum berjalan lancar rakyat puas. Mereka bekerja tenang. Semua warga kerajaan aktif, kreatif dan inovatif. Produksi barang dan jasa maju sekali. Pelabuhan Tanjung Perak dan Tanjung Emas ramai sekali. Lalulintas tak ada hambatan. Birokrasi kerajaan Kahuripan yang berlokasi di Surabaya tampil bersih dan berwibawa.

Sekses gemilang raja Airlangga dalam pembangunan Surabaya juga berdampak pada kreasi kebudayaan. Empu Kanwa diberi tugas untuk menyusun kitab Kakawin Arjuna Wiwaha. Kisah Kakawin ini legendaris. Tahun 1760 kitab ini direka ulang Sinuwun Paku Buwono lll, raja Karaton Surakarta Hadiningrat. Pada tahun 1966 diteliti oleh Subalinata dalam bentuk skripsi. Dr Kunthara Wiryamatana, dosen fakultas Sastra UGM membahas karya jaman Airlangga. Disertasi ini menunjukkan kerajaan Kahuripan sebagai contoh pengembang kebudayaan yang agung dan anggun. Surabaya mewarisi peradaban yang utuh, sepuh dan tangguh.

D. Pewaris Nilai Agung bagi Kepemimpinan Kota Surabaya

Peran strategis kota Surabaya dimainkan oleh Raden Wijaya tahun 1293. Konsolidasi awal kerajaan Majapahit melibatkan Arya Wiraraja, tokoh penting masyarakat Madura. Dari Surabaya inilah kerajaan Majapahit akhirnya berdiri sebagai negara yang besar dan jaya. Bahkan mendapat predikat sebagai kerajaan nasional.

Tokoh Surabaya dalam bidang spiritual juga perlu dikemukakan. Kanjeng Sunan Ampel adalah Wali Sanga yang berdomisili di kota Surabaya. Dulu menjadi pengasuh utama Raden Patah, raja Kasultanan Demak Bintara.

Bersama dengan Kanjeng Sunan Bonang pada tahun 1478 Kasultanan Demak Bintoro berdiri sebagai kerajaan Islam di Tanah Jawa. Tak ketinggalan istri Sunan Ampel, yaitu Nyi Ageng Maloka adalah wanita Sholehah yang turut mendidik Raden Patah yang bergelar Sultan Syah Alam Akbar Patah Jimbun Sirullah.

Semangat dakwah Islamiyah yang dipelopori Sunan Ampel dan Nyi Ageng Maloka pada tahun 1482 itu merupakan sebuah keteladanan. Syiar Islam menggunakan pendekatan budaya. Arab digarap, Jawa digawa. Hasilnya adalah keselarasan sosial. Pelopor keagamaan kota Surabaya ini berpegang teguh ajaran Rahmatan Lil Alamin.

Prestasi gemilang pemimpin Surabaya yang pantas dicatat dengan emas adalah Adipati Pangeran Pekik. Bupati Surabaya ini menikah dengan Ratu Wandansari, putri Prabu Hadi Hanyokrowati Khalifahtullah Panetep Panotogomo yang menjadi raja Mataram. Ratu Wandansari juga adik kandung Kanjeng Sultan Agung. Dari pernikahan ini lahir Kanjeng Ratu Kencono. Beliau ibunda Kanjeng Sinuwun Amangkurat Amral.

Pangeran Pekik dan Ratu Wandansari mendidik sang cucu, Raden Rahmat. Kelak Raden Rahmat pada tahun 1677 dinobatkan menjadi raja Mataram dengan gelar Kanjeng Sinuwun Amangkurat Amral. Saat itulah Pangeran Pekik menjadi arsitek perpindahan ibukota Mataram dari Plered ke Kartasura.

Perpisahan ibukota Mataram ke Kartasura itu ditangani oleh ahli dari Makasar, Madura dan Surabaya. Pangeran Pekik menyokong dana besar besaran. Arsitektur utama diserahkan kepada putra Surabaya yang bernama Sawungggaling. Beliau tokoh kenamaan Surabaya yang amat disegani.

Selama tenggang waktu tahun 1677-1708 sesungguhnya kebijakan kerajaan Mataram sangat dipengaruhi pakar dari Surabaya. Wajar sekali karena Bupati Surabaya, Pangeran Pekik adalah perancang sekaligus sponsor utama pembangunan ibukota Mataram Kartasura.

Donatur utama perjuangan Untung Surapati berkaitan erat dengan Pangeran Pekik. Sebelum menjadi Bupati Pasuruan dengan gelar Tumenggung wiranegara tahun 1684, Untung Surapati bermukim di Surabaya. Memang dia anak buah Pangeran Pekik. Maka hubungan dengan Sri Susuhunan Amangkurat Amral terlalu dekat. Jaringan kerja yang tersusun rapi.

Pewaris nilai agung pernah diberi kesempatan untuk memimpin Surabaya. Mereka adalah orang yang sangat terhormat dalam lintasan sejarah peradaban.

1. Radjamin Nasution 1945
2. Soerjadi, 1945-1950
3. Doel Arnowo, 195o-1952
3. Moestadjab Soemowidagdo, 1952-1956
4. Istadjab Tjokrokoesoemo, 1956-1958
5. R. Satrijo Sastrodiredjo, 1958-1963
6. Moerachman, 1963-1965
7. Raden Soekotjo, 1965-1974
8. Raden Soeparno, 1974-1979
9. Moehadji Widjaja, 1979-1989
10. Poernomo Kasidi, 1989-1994
10. Soenarto Soemoprawiro, 1994-2002
11. Bambang Dwi Hartono, 2002-2010
12. Tri Rismaharini, 2010-2020

Para pemimpin Surabaya itu selalu memancarkan kawidadan kawibawan kamulyan dan karaharjan. Nilai kepahlawanan menjadi inspirasi untuk mengabdi.

Surabaya Kota Pahlawan, laras pelog

Surabaya kuthane Jawa Timur. Tlatahe katelah dadi kutha pahlawan. Sura wani baya pakewuh cethane. Dadi pawitan revolusi bangsane.

Sepuluh Nopember patang puluh lima. Cilaka dur angkara. Digempur lebur luluh.

Pranyata gedhe kaprawirane. Pra mudha kasudirane arek Surabaya. Sura wani baya pakewuh cethane. Dadi pawitan revolusi bangsane.

Singasari Majapahit nyata agung. Pangajab dadya tepa palupi ing ngaluhur.
Mbata rubuh surake, tur gumuruh swarane. Pambarisan pahlawan Surabaya.   

0 comments:

Posting Komentar